dblindonesia.com | 09-Nov-2011
Tim DBL All - Star Berpisah di Jakarta
Sepekan lebih berada di Amerika Serikat (AS) meninggalkan kesan mendalam bagi para penggawa Development Basketball League (DBL) Indonesia All-Star 2011. Karena itu, saat tiba di tanah air kemarin, mereka seolah enggan berpisah. Suasana haru terjadi saat para pemain harus pulang ke kota masing-masing dari Bandara Soekarno-Hatta, Jakarta. Mereka merasa berat untuk berpisah. Tidak sekadar bersalaman, mereka juga saling berpelukan. 'Banyak kesan yang mendalam. Berat rasanya meninggalkan kawan-kawan,' kata Marius Bernardus Mabur dari SMAN 1 Merauke, Papua.
Jan Misael Panagan dari SMAN 9 Bandung yang selama ini dikenal pendiam memberanikan diri untuk memberikan pidato perpisahan. 'Terima kasih kepada DBL yang memberikan segalanya selama di Amerika. Bukan hanya di basket, melainkan juga di luar basket,' ujarnya.
'Pasti banyak yang akan saya bagikan ke teman-teman di Bandung. Terutama jangan sombong dan merasa sok paling jago. Masih banyak yang lebih hebat daripada kita,' papar.
Angeline, asal SMA Methodist 2 Medan, tidak bisa menahan air mata saat harus berpisah dengan teman-temannya. 'Bagaimana tidak sedih. Wong kami dalam seminggu ini bersama terus selama 24 jam. Susah sama-sama, senang sama-sama, dan capek sama-sama. Mungkin, hanya mandi yang tidak sama-sama,' tuturnya.
Commissioner DBL Indonesia Azrul Ananda berharap, anak-anak DBL All-Star suatu saat menjadi agen yang mengubah Indonesia. 'Berada di Seattle adalah jembatan. Seperti pesan Seattle Storm, tidak harus jadi pemain untuk mengembangkan basket. Semoga, pemain akan terus membagikan inspirasi kepada yang lainnya. Mungkin, hasilnya tidak akan terlihat sekarang. Saya yakin, hasilnya akan dipetik sepuluh atau 20 tahun mendatang,' paparnya.
Kehadiran DBL All-Star di Seattle mendapatkan apresiasi dari Seattle Surabaya Sister City Association (SSSCA). Organisasi itulah yang memfasilitasi semua acara DBL All-Star di Negeri Paman Sam.
'Kedatangan DBL All-Star ke Seattle merupakan momentum besar bagi kami. Sebagai organisasi, kami belajar banyak. Terutama tentang bagaimana profesionalisme DBL dalam merencanakan kegiatan,' kata Presiden SSSCA Greg Dwijaya. 'Para pemain DBL juga sangat asyik dan mudah diatur. Saya bisa bilang, bersama mereka selama tujuh hari merupakan totally fun,' imbuh pria yang bekerja di produsen pesawat Boeing itu. (nur/c12/ca)
0 komentar:
Posting Komentar