Terbaru 18 Desember 2011 - 11:08 WIB
Petugas penolong berjuang keras mencari korban selamat dari banjir bandang yang telah menewaskan lebih 400 orang sementara ratusan lainnya diperkirakan hilang di selatan Filipina.
Kapal-kapal Angkatan Laut dilepas di sepanjang pantai Pulau Mindanao, sementara tentara dikirim untuk menyisir sungai-sungai yang dilanda air bah.
Menurut para pejabat daerah setempat banyak jenazah ditemukan belum diambil keluarganya yang menimbulkan dugaan bahwa seluruh kerabat korban tersebut mungkin juga tersapu banjir.
Banjir bandang ini dipicu oleh munculnya badai tropis yang datang bersamaan dengan air pasang sehingga banyak warga terjebak dalam genangan saat berada dalam rumah.
Pelabuhan utama di Cagayan de Oro dan Iligan merupakan dua wilayah terparah yang kena banjir Jumat malam lalu.
Hampir 35.000 orang mengungsi di pusat penampungan hari Minggu ini, kata Badan Manajemen dan Pengurangan Risiko Bencana Filipina.
Sementara menurut Sekjen Palang Merah Filipina, Gwen Pang kepada kantor berita Associated Press, sedikitnya 436 orang tewas.
Masing-masing 215 meninggal akibat banjir di Cagayan de Oro dan 144 lainnya di kota sebelah, Iligan. Sisanya merupakan korban yang tersebar di berbagai lokasi yang berdekatan, tambahnya.
"Wilayah terdampak sangat luas dan saya yakin petugas belum bisa menjangkau seluruhnya," tambah Pang.
Listrik padam
Saksi mata mengatakan bencana terjadi sangat cepat dan menakutkan.
Akibatnya banyak korban masih dinyatakan hilang, menurut hitungan semnetara pemerintah Filipina di Iligan saja korban hilang mencapai 250 jiwa.
Tentara Angkatan Laut Filipina diterjunkan untuk mencari korban yang terbawa arus ke laut. Sekitar 60 korban sudah dilaporkan dievakuasi dari laut di pantai dekat kota El Salvador sekitar 10km arah barat laut Cagayan de Oro.
Mantan anggota Kongres Ayi Hernandez mengatakan dirinya tinggal berkeluarganya di Cagayan de Oro Jumat malam sebelum mendengar suara keras "gemuruh besar".
Ternyata air naik setinggi lebih dari 3m dalam kurang dari satu jam telah menggenangi rrumahnya hingga langit-langit.
Upaya pencarian korban dibantu 20.000 tentara terus digiatkan sepanjang Sabtu malam, namun terkendala jalan-jalan yang rusak akibat banjir serta padamnya listrik.
Menurut pakar cuaca, banjir disebabkan oleh tumpahan air hujan yang dipicu badai Tropis Washi, akibatnya air hujan yang rata-rata jatuh dalam sebulan tumpah hanya dalam waktu 12 jam sekaligus di atas langit Mindanao.
Menurut wartawan BBC di Manila, Kate McGeown, badai ini mengagetkan semua orang. Meski badai tropis dan topan sudah menjadi bencana musiman di Filipina, Mindanao di selatan biasanya tidak pernah jadi lokasi bencana terparah.
Posted in: headline news
0 komentar:
Posting Komentar