Sabtu, 17 Desember 2011

Patung gerobak untuk pahlawan revolusi

Terbaru  18 Desember 2011 - 11:40 WIB
Patung gerobak Bouazizi
'Untuk mereka yang mengidamkan kebebasan' turut disematkan pada gerobak Bouazizi.
Warga Tunisia mengabadikan pahlawan revolusi bangsa yang juga mengilhami munculnya 'musim semi Arab', Mohammed Bouazizi, dengan meresmikan patung gerobaknya di kota Sidi Bouazid dalam sebuah upacara meriah.
Bouazizi, pedagang sayur dan buah, membakar dirinya sebagai bentuk ekspresi putus asa dan protes atas penindasan pemerintahan mantan Presiden Zine el-Abidine Ben Ali yang sudah memerintah selama 23 tahun.
Aksi itu bukan saja melahirkan gelombang protes massa dan revoluasi di Tunisia sehingga Ben Ali terpaksa kabur keluar negeri, tetapi juga memicu lahirnya gelombang protes rakyat negara-negara Arab sekitarnya. Presiden baru Tunisia, Moncef Marzouki, ikut hadir dan melambaikan bendera negara Tunisia saat upacara peresmian patung dilangsungkan, Sabtu.
Tepat setahun sebelumnya, dari lokasi itu Bouazizi dilarikan ke rumah sakit akibat luka bakar parah 90% dan kemudian tewas 5 Januari tahun ini.
"Terimakasih pada wilayah ini, tempat yang sudah terpinggirkan selama berabad-abad, karena telah membangkitkan kembali martabat seluruh bangsa Tunisia," kata Presiden Marzouki, dalam sambutannya. Marzouki baru saja dinyatakan sebagai presiden awal minggu lalu, setelah pemilu bebas pertama di Tunisia yang digelar bulan Oktober.

Penopang keluarga

Ribuan orang hadir dengan membawa bendera dan foto Bouazizi serta foto korban-korban lain. Mereka datang dari seantero negeri untuk memperingati tahun pertama revolusi Tunisia dari kota miskin itu.
Bouazizi, 26 tahun, berdagang buah dan sayur untuk menopang hidup delapan anggota keluarganya dengan penghasilan kurang dari US$150 (sekitar Rp1,3 juta) sebulan. Cita-citanya, kata teman dan keluarganya, adalah meningkatkan taraf pekerjaannya dari pedagang bergerobak menjadi penjual buah dan sayuran dengan kendaraan truk bak terbuka.
Menurut keluarganya, bencana yang menimpa Bouazizi bermula dari penolakannya untuk membayar sogok pada tiga pejabat pemeriksa di daerah itu, akibatnya gerobak dan dagangannya disita petugas sementara dirinya dipukuli. Permohonannya bertemu gubernur setempat juga ditolak dan karena putus asa dia menuang bensin ke sekujur tubuhnya lalu menyulut badannya sendiri.
Sejauh ini revolusi Arab telah berhasil menjungkalkan pemimpin yang banyak disebut totaliter dari rezim berkuasa di Tunisia, Mesir, Libia dan Yamen, sementara gelombang aksi protes yang sama juga telah berbulan-bulan menyebabkan kekerasan berdarah di Suria.
Belakangan aksi bakar diri juga kerap muncul sebagai ekspresi protes di Tibet dan bahkan, yang terakhir, di Jakarta yang dilakukan oleh mahasiswa Sondang Hutagalung dua pekan lalu.

0 komentar:

Posting Komentar

Official Video

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Premium Wordpress Themes